Nusa Dua, 23 November 2022. Berakhirnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) di Nusa Dua, Bali, pada 15-16 November 2022, menghasilkan 52 poin “Deklarasi Pemimpin G20”, yang telah disepakati bersama oleh seluruh peserta KTT. Dari 8 poin yang berkaitan dengan isu pemberdayaan perempuan dan kesertaan gender, salah satunya merupakan rekomendasi dari aliansi G20 EMPOWER, yaitu terkait isu pemberdayaan perempuan dan keseteraan gender. Hasil deklarasi KTT G20 Bali pun menyatakan bahwa ke depannya G20 akan terus memberikan dukungan penyelenggaraan pada isu pemberdayaan perempuan.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia, Bintang Puspayoga menyatakan bahwa, “Secara khusus kami memandang deklarasi G20 mengalami kemajuan penting karena untuk pertama kalinya negara G20 menyepakati dan memberikan komitmen pada pemberdayaan perempuan di dalam pernyataan utuh tersendiri, yang tertuang dalam butir komitmen ke-46 pada Deklarasi Pemimpin G20 di Bali.”
Butir ke-46 tersebut mencatatkan bahwa:
Lebih jauh, Bintang menegaskan bahwa, dengan ditetapkannya komitmen kepala negara tekait pemberdayaan di dalam butir tersendiri, menunjukkan G20 memberikan perhatian pada nasib perempuan. Selain itu, negara-negara anggota G20 juga serius menempatkan perempuan dan anak sebagai inti dari pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Menurut Bintang, mereka juga berkomitmen untuk membangun arsitektur perekonomian global yang bertitik tolak dari kesetaraan dan penghapusan ketimpangan baik dalam distribusi kerja domestik dan pengasuhan maupun ketimpangan.
Chair G20 EMPOWER, Yessie D Yosetya, mengatakan, “Sebagai aliansi atau working group dari G20 yang berkaitan dengan pemberdayaan dan representasi kemajuan ekonomi perempuan, G20 EMPOWER telah berjuang untuk mempercepat kepemimpinan dan pemberdayaan perempuan di sektor swasta. Di hadapan para Menteri Pemberdayaan Perempuan dari seluruh negara anggota G20, kami telah menunjukkan komitmen berkelanjutan dari G20 EMPOWER dalam membawa rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti sebagai bagian dari working group G20 Presidensi Indonesia.”
Menurut Yessie, kerja maraton tak kenal lelah dari aliansi G20 EMPOWER sepanjang 2022 telah membuahkan hasil yang baik. Peletakkan isu pemberdayaan perempuan hingga kesetaraan gender dinyatakan menjadi salah satu prioritas pada KTT G20 Presidensi Indonesia.
Sementara itu, Co-Chair G20 EMPOWER, Rina Prihatiningsih, mengatakan, “Kami sangat mengapresiasi keputusan KTT G20 Presidensi Indonesia mendeklarasikan tujuh poin lainnya yang berkaitan dengan terwujudnya akses, partisipasi, mendapatkan manfaat dan kontrol yang inklusif, adil, setara dan berkelanjutan sehingga tidak ada seorang pun yang tertinggal. Berarti terdapat total 8 dari 52 butir atau 15% isi deklarasi yang membahas mengenai isu ini. Artinya ada kenaikan signifikan dari Presidensi G20 di Italia sebelumnya yang hanya mencapai 8%. Tentunya ini merupakan wujud nyata dari kolaborasi lintas sektor kementerian, engagement group Women of 20 (W20), lembaga swasta, organisasi perempuan, dan semua yang tergabung dalam forum EMPOWER, yang turut memastikan tercapainya deklarasi ini.”
Tujuh poin lainnya yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender tersebut adalah:
Total tidak kurang dari 150 peserta yang hadir secara langsung pada Sherpa Meeting ke-4 G20 Presidensi Indonesia. Mereka adalah kepala Sherpa dari negara-negara anggota G20 yaitu, Argentina, Australia, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Korea, Rusia, Afrika Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikan, Uni Eropa, Meksiko, Arab Saudi, Kanada, China, dan Brazil. Pertemuan terbatas ini turut dihadiri oleh perwakilan dari semua working groups G20, termasuk di dalamnya aliansi G20 EMPOWER sebagai bagian dari Sherpa.